Sunday, January 22, 2017

Teknologi Membuat Orang Semakin Malas, yang Kaya Makin Kaya Dan Yang Miskin Makin Miskin

Bahasan kali ini sedikit berisi renungan (#pensive) tentang kecanggihn teknologi modern saat ini. Khususnya dalam teknologi uang elektronik.

Baru-baru ini saya baru mendapatkan kerjaan dan bermigrasi ke kota Jakarta. Dan disana lah banyak hal baru yang saya pelajari khususnya tentang uang elektronik.

Jika sebelumnya saya menggunakan uang elektronik hanya digunakan untuk belanja online. Berbeda dengan sekarang disana lah awal mula saya mencoba memakai uang eletronik dalam kegiatan sehari-hari.

Dan biasanya uang elektronik digunkan mulai dari berbelanja online atau offline, kuliner, transportasi etc. Dan startups yang menyidiakan layanan itu banyak dari goj*k, ub*r, gr*b, buk****ak, tok****ia dan bahkan katanya computerline, bus trans juga bisa mengunakan e-mo*ey. Operator celuller besar di Indonesia pun ikut-ikutan memuat uang elektronik T-C**h. Untuk mengisi saldonya mereka menamainya TopUp.

Rekan kerja pun bertanya "ke kantor naik apa?" goj*k, "pake TopUp gak?" enggak, "Wah mahal itu pake TopUp aja bisa stengah harga. Atau kamu punya e-mon*y gak?" Enggak. "Pake itu aja naik bus jadi lebih irit".

Dan disitu lah muncul beberapa hal yang harus direnugkan :
  1. Pertama
    source : intipesan.com
    Kita terus diiming-imingi setengah harga dan jadinya kita mau menyimpan sebagian uang kita ke TopUp akun startups. Dan kita hanya punya angka-angka rupiah saja diaplikasi smartphone kita. Tetapi startup memiliki uang fisik kita yang mungkin bisa mereka golanglan kembali untuk bisnis mereka.

  2. Kedua
    source : pixels.com
    Dan para supir taxi, ojek sekarang lumayan kewalahan. Yang biasanya ojek dari tempat A ke B sekali bawa penumpang 15-20rb sekarang hanya 8-13rb. Dan diiming-imingi banyak penumpang. Dan informasi itu bersumber dari tukang hoje online yang pernah mengangkut saya.

  3. Ketiga
    source : pixels.com
    Dan user menjadi mudah segalanya, transfortasi bisa diantar dijemput dari depan rumah tempat tinggal kita sampai ke tujuan, makan bisa delivery, belanja bisa hanya diam dikamar, transakai uang pun bisa ibanking.

Yang kaya semakin kaya (startUp) dan yang miskin semakin miskin (driver) dan user menjadi semakin malas.

Tapi dibalik hal negatif diatas, masih ada positifnya juga. Para pengusaha kuliner dimana pun jadi punya kurir dan delivery. Para driver juga masih ada yang berpenghaailan tinggi tapi harus dengan kerja keras karena uang menurun tapi orderan harus banyak. Dan tetap mungkin stuartup yang makin kaya.

No comments:

Post a Comment